Kamis, 15 Maret 2012

WD Tugas 4

1. http://arifwiyanto.blogspot.com/

- Menurut saya tujuan blog tersebut tidak teratur di karenakan banyak posting yang berbeda-beda yang tidak mengandung 1 tema.

- Menu pada blog tersebut lumayan bagus, tetapi mesti di kembangkan kembali.

- Aktivitas di blog ini tidak ada sma sekali komentar nya, Blog ini kemungkinan besar juga tidak di gunakan juga komentar di blog lain.

-Tampilan dalam blog ini begitu menarik, tetapi kurang penambahan warna, kalau masalah kecepatan dalam membuka blog ini sangat cepat,karena orang yang mempuyai blog ini tidak menaruh link-link lain dalam blog nya.

2. http://istiemyzarious.blogspot.com/

-Menurut saya blog ini tidak teratur dikarenakan yang mempunyai blog jarang mengepost di blognya kecuali tugas-tugas.

-Menu pada blog tersebut juga tidak pernah di post oleh si pemilik blog ini

-Aktivitas blog ini juga tidak pernah mengomentari blog orang lain dan tidak ada pula yang berkomentar dalam blog ini

-Tampilan dalam blog ini sedikit menarik dengan menampilkan background akhwat berkerudung merah jambu.Kecepatan blog ini saat di buka juga cepat di karenakan si pemilik blog ini tidak menampilkan link-link lain di blog nya.

3. http://ronimulyado.blogspot.com/

-Menurut saya blog ini lumayan teratur tetapi tujuan blog ini tidak ada tema yang jelas

-Menu pada blog ini baru di post oleh pemilik blog pada saat sebelum tugas hari ini

-Aktivitas blog ini tidak pernah ada yang berkomentar dalam blog ini dan blog ini tidak penah berkomentar blog orang lain.

-Tampilan blog ini sangat membosankan,kurang tambahan warna, Kecepatan blog ini saat di buka juga cepat di karenakan si pemilik blog ini tidak menampilkan link-link lain di blog nya.


4. http://akbarmakmun.blogspot.com/

-Blog ini memiliki tujuan untuk memotivasi orang lain yang membaca blog ini.

-Menu blog ini sangat teratur tetapi kurang di kembangkan lebih menarik.

-Aktivitas blog ini tidak pernah ada yang berkomentar dalam blog ini dan blog ini tidak penah berkomentar blog orang lain.

- Tampilan blog ini lumayan menarik, Kecepatan blog ini saat di buka lumayan lama di karenakan si pemilik blog ini banyak menampilkan link-link lain di blog nya.

5. http://deswantosigit.blogspot.com/

- Blog ini memiliki tujuan untuk tugas-tugas dari guru saja.

- Menu blog ini lumayan teratur tetapi kurang di kembangkan lebih menarik lagi.

-Aktivitas blog ini tidak prnah berkomentar di blog orang lain dan tidak pernah pula blog orang lain berkomentar di blog ini.

-Tampilan dalam blog ini begitu menarik, tetapi kurang penambahan warna, kalau masalah kecepatan dalam membuka blog ini sangat cepat,karena orang yang mempuyai blog ini tidak menaruh link-link lain dalam blog nya.

Selasa, 13 Maret 2012

Bahasa Inggris Task 6

Task 6



Rooster is more attractive, larger in size, has a long spur, larger comb, and a long tail feathers hanging then the other chickens kind. In normal condition, the rooster have a two foots, two wings, and beak. But, not in RTVI residents Gandongan RW III Hamlet, Village Temulus, District Mejobo were surprised by the presence of a hen that has no wings.

H Karno's chicken, the local villagers, it can live a normal life and produce eggs. chicken is often the spectacle of local residents and surrounding villagers. Beginning, he don't know if one of his female rooster is unique, its not have wings, but its can produce eggs. Unbeliaveable, if some people being asked whether this female rooster will be sold related to its uniqueness? H. Karno said not to be sold on the grounds still want to mountain it. Especially the chicken has a uniqueness that he became that pride of its own.

Sabtu, 25 Februari 2012

Task 5 - Dialog

Ramayana


Group name:
A. Akbar Makmun
2. Fikri Yuhendra
3. Istiqomah
4. Rizky Miftahul Akbar
5. Roni Mulyado


Brahma: My daughter, if you've found the right person for you?
Shinta: No dad, I'm still looking for the best to become my husband.
Brahma: I want you to get married
Shinta: Well dad

Shinta and Hanuman met to talk about things that are commanded by his father.

Shinta: Hanuman .. Hanuman, where are you?
Hanuman: What Shinta, you look so glum?
Shinta: Yeah, my dad told me to get married.
        Can you find a partner for me?
Hanuman: Look man, what you are interested in her? (Pointing rama)
Shinta: Hmm, yes .. (Blush)
Hanuman: Why do not you try to approach it ...?
Shinta: But I'm ashamed to say hello!
Hanuman: Do not be shy, there has been greeted him!

Rama turned and walked to Shinta

Rama: hi pretty girl, may I meet you?
Shinta: shinta yes my name, what's your name?
Rama: My name Rama

after they met, they also establish love. But they face a problem, Ravana was abducting Shinta and brought to the country Alengka

Hanuman: Rama, Shinta was kidnapped by Ravana
Rama: what,,? Why Ravana kidnapped Shinta ..?
Hanuman: because he also likes Shinta Shinta so Ravana wanted to grab you.

After Hanuman told Rama that Shinta was abducted by Ravana, Rama was soon looking for ways to help Shinta.

Ravana: nothing will be able to help you, Shinta.
Shinta: Impossible, Prince Rama will come to help me and will
  beat you
Ravana: hahaha ... I am a giant invincible and the strongest in the country

Rama came to the country to help Alengka Shinta and defeat Ravana.

Rama: Shinta ... I came to help.
Shinta: Rama, please release me from captivity of Ravana ..
Ravana: You will not be able to liberate Shinta, Rama?
Rama: I will liberate Shinta and will kill Ravana.
Ravana: Let's fight to prove who is going to get the Sprott
Rama: Let's fight
Ravana: I'll kill you
Rama: Let's fight!

They fight to determine who the winners. Finally, Rama killed Ravana and returned to earth with shinta. Rama and Shinta were heading home

Shinta: My father came home
Brahma: My daughter, are you okay?
Shinta: I'm fine dad, who had been rescued Rama
Brahma: Thank you for your help Rama.
I am indebted to you, because ye have brought my children up home safely.
In return you will marry me with purtiku.
Rama: Do Shinta would be my wife?
Brahma: Of course, right Shinta?
Shinta: Yes father, I want to be the wife of Rama.

Rama and Shinta eventually married and they lived happily ...

The End

Senin, 02 Januari 2012

Kisah Khalid Al Walid ra. - Pedang Allah SWT

Perang Uhud dan Perang Muktah adalah dua keadaan yang berbeda sebagaimana berbedanya peribadi Khalid bin Al-Walid. Dalam perang Uhud, beliau adalah panglima Quraisy yang berjaya mengalahkan mujahid-mujahid Islam tetapi perang Muktah menampakkan penampilan Khalid Al-Walid yang baru….Beliau adalah hero penyelamat di saat ambang kekalahan tentera Islam, ini membuktikan bahawa beliau memang layak dikurniakan anugerah tertinggi panglima tentera iaitu anugerah 'Pedang Allah'
Semasa belum memeluk Islam, beliau adalah musuh Islam yang paling digeruni di medan perang kerana strategi perangnya yang hebat di mana umat Islam telah mendapat pengajaran yang cukup hebat ketika perang Uhud dahulu.
Khalid al-Walid telah memeluk Islam pada bulan Safar tahun 8H bersama-sama Uthman b Talhah dan Amru b Al-As. Setelah itu, beliau adalah pahlawan yang berjuang menentang orang-orang yang menentang Rasulullah SAW.
Berbicara tentang Khalid, tentunya tidak lengkap kalau tidak menceritakan tentang peristiwa dalam peperangan Muktah yang memang terkenal itu.
Dalam Perang Muktah, tentera Islam yang sedikit bilangannya telah berdepan dengan lebih kurang 200,000 orang tentera Rom. Dalam pertempuran tersebut, tentera Islam telah mendapat tentangan yang cukup dahsyat nyaris-nyaris menerima kekalahan. Bendera Islam telah dipegang oleh Zaid b Harithah yang kemudiannya gugur syahid, diambilalih pula oleh Jaafar bin Abu Thalib. Beliau turut syahid, maka bendera tadi dipegang oleh Abdullah bin Rawahah yang juga gugur sebagai syuhada'. Lantas bendera bertukartangan kepada Thabit bin Arqam dan menyerahkannya kepada Khalid al-Walid. Atas persetujuan ramai, maka Khalid al-Walidpun menjadi komandan perang dan terus mengarahkan tentera Islam berundur ke Madinah kerana sudah terlalu ramai yang syahid dan tentera yang tinggal tidak mampu untuk bertahan lagi.
Di zaman Khalifah Abu Bakar, Khalid ditugaskan untuk mengahpuskan golongan murtad. Saidina Abu Bakar telah memberi pidato semangat kepada tentera Islam yang antara lainnya berbunyi :"Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sebaik-baik hamba Allah dan saudara dalam satu suku iaitu Khalid b Al-Walid, Saifullah, yang pedangnya akan dihayunkan kepada orang-orang kafir dan munafik"
Beliau juga ditugaskan untuk membunuh Musailamah Al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi dan mempunyai ramai pengikutnya. Dalam peperangan tersebut (Perang Yamamah), ramai tentera Islam yang terkorban. Khalid All-Walid sebagai pahlawan sejati yang pakar dalam strategi peperangan telah berjaya memberi semangat baru kepada tenteranya dengan ucapannya yang penuh karisma. Beliau berteriak kepada tenteranya : "Bergembiralah kerana kami akan melihat setiap orang akan mengalami bencana masing-masing"
Dalam Perang Yarmuk menentang tentera Rom, beliau telah berjumpa dengan panglima musuh yang bernama Mahan yang dengan angkuhnya merendah-rendahkan moral tentera Islam. Mahan telah berkata : "Aku tahu kamu semua meninggalkan tanah air kerana terpaksa dan kelaparan. Jika kamu semua setuju, aku akan   berikan setiap seorang tentera 10 dinar beserta dengan pakaian dan makanan dengan syarat mereka berangkat pulang dan tahun depan jumlah yang serupa akan dihantar ke Madinah".
Khalid b Al-Walid dengan tegasnya menjawab : "Kami tidak akan keluar dari negeri kami kerana kelaparan seperti yang engkau sangkakan. Tetapi kami ialah satu kaum yang suka minum darah dan kami tahu tidak ada darah yang lebih lazat dan nikmat seperti darah orang Romawi, sebab itulah kami ke mari"
Setelah itu, Khalid Al-Walid selaku komandan perang beerteriak dengan kuatnya sambil bertakbir "Allahu Akbar" "Marilah kita berebut-rebut mencium bau Syurga". Maka terjadilah peperangan yang amat dahsyat. Anak panah bersimpang siur dan mayat bergelimpangan.
Tiba-tiba seorang tentera Islam menghampiri Abu Ubaidah b al-Jarrah r.a.sambil berkata : "Sesungguhnya aku bercita-cita untuk mati syahid, adakah engkau mempunyai sebarang pesanan yang hendak disampaikan kepada Rasulullah SAW, kelak aku akan sampaikan kepada baginda ketika aku berjumpanya (di Syurga)"
Jawab Abu Ubaidah b al-Jarrah r.a : "Ya ! Katakan kepadanya : "Wahai Rasulullah SAW ! Sesungguhnya kami telah dapati bahawa apa yang dijanjikan oleh Tuhan Kami (Allah) adalah benar". Lalu tentera tadi bertempur dengan hebatnya dan gugur sebagai syuhada'.

Dalam suasana perang tersebut Khalid al-Walid bersemuka dengan seorang daripada panglima Romawi yang bernama George lalu terjadilah dialog antara keduanya.
George  bertanya : "Wahai   Khalid, hendaklah kamu berkata benar kerana setiap orang yang merdeka tidak akan berbohong. Apakah benar bahawa Tuhanmu telah menurunkan kepada Nabimu sebilah pedang dari langit lalu diberikan kepadamu dan kalau dihayunkan kepada seseorang pasti dia akan kalah"
Khalid b Al-Walid menjawab : "Tidak"
George bertanya lagi : "Mengapa kamu disebut Pedang Allah ?"
Khalid b Al-Walid berkata : "Bahawa Allah SWT telah mengutuskan kepada kami seorang Rasul dari bangsa kami, tetapi ada yang mempercayainya dan ada yang mendustanya. Aku sendiri termasuk dari kalangan orang yang mendustakannya tetapi Allah telah membuka hatiku kepada Islam. Lalu aku mengadap Rasulullah untuk memeluk Islam dan janji setia kepadanya. Rasulullah terus menyatakan : "Engkau adalah sebilah pedang dari pedang Allah"
George bertanya lagi : "Apa yang kamu dakwahkan kepada manusia"
Khalid b Al-Walid menjelaskan : "Supaya mereka mentauhidkan Allah dan menerima ajaran Islam"
George seterusnya berkata : "Jika seseorang memeluk Islam sekarang seperti apa yang telah berlaku kepadamu, adakah dia akan mendapat ganjaran ?"
Khalid b Al-Walid menjawab : "Ya, itulah yang lebih utama"                      
George  berkata : "Bagaimana yang terjadi kepadamu sebelum Islam ?"
Khalid b Al-Walid menjawab : "Kami hidup bersama Rasul lalu kami lihat tanda-tanda kenabian serta mukjizatnya. Kami benar-benar melihat dan mendengarnya, lalu kami memeluk Islam dengan mudah. Tetapi kamu tidak pernah melihat dan mendengarnya, kiranya kamu beriman dengan apa yang tidak kelihatan, maka ganjaranmu adalah lebih besar jika kamu beriman kepada Allah dengan jiwamu"
Akhirnya George telah mengucap syahadah di hadapan Khalid, belajar cara solat dan sempat solat dua rakaat. Kemudian beliau adalah seorang syuhada' perang Yarmuk............. !!! dan tentera Islam berjaya menumbangkan tentera Rom yang berjumlah 240,00 orang.
Ramai di kalangan tentera Islam yang syahid dan tidak kurang pula yang sakit, luka dan cedera. Mereka yang cedera parah, apabila seorang diberikan air, lantas dia berkata rakannya di sebelah lebih memerlukan. Lalu diberikan kepada rakannya, tiba-tiba orang yang kedua pun bersikap serupa, lebih mementingkan rakan yang lain..........begitulah seterusnya sehinggakan orang memberi air berpusing-pusing di antara mereka tetapi belum ada yang sudi meminumnya. Maka, kesemua mereka mati syahid di medang perang tersebut !   Ini membuktikan betapa wujudnya perasaan kasih kepada saudara seperti kasih kepada diri sendiri memang menjadi amalan mereka sebagaimana yang ditarbiahkan oleh Rasulullah SAW

Ibu Teladan Asma' Binti Abu Bakar As Siddiq Dzatun Nithaqain

 “Ya Allah! Kasihanilah dia kerana solat yang panjang diselangi tangisan di tengah kedinginan malam yang sepi, ketika orang-orang lain sedang nyenyak dibuai mimpi. Ya Allah! Kasihanilah dia yang sering menahan lapar dan dahaga ketika bertugas jauh dari Madinah atau Mekah dalam menunaikan ibadah puasa kepadaMu. Ya Allah! Aku menyerahkannya di bawah pemeliharaanMu, aku redha dengan apa yang telah Engkau tetapkan bagiku dan baginya, dan berilah kami pahala orang-orang yang sabar...!" [Doa Asma' radhiallahu anha buat puteranya, Abdullah bin Zubair]
Asma' binti Abu Bakar As-siddiq, saudara kepada Aisyah Ummul Mukminin (isteri Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam), puteri kepada sahabat Rasulullah yang mulia, Saidina Abu Bakar As-siddiq, isteri Zubair bin Awwam, pejuang dan tokoh Islam yang mengutamakan redha Allah di dalam perjuangannya, Merupakan seorang wanita muhajir yang mulia dan bonda kepada Abdullah bin Zubair, salah seorang pejuang yang gugur mempertahankan agamanya, dan sesungguhnya kedudukannya ini cukup untuk mengangkat darjat beliau ke tempat yang tinggi, mulia dan terpuji. Peribadinya dirahmati Allah dengan keistimewaan yang sangat menonjol, setanding dengan para Muslimin di ketika itu, cerdas, cerdik, lincah, pemurah dan berani.
Kedermawanan beliau dapat dilihat jelas melalui ucapan anaknya," Aku belum pernah melihat wanita yang sangat pemurah melebihi ibuku termasuk Aisyah Radhiallahu anha. Beliau (Aisyah) mengumpulkan apa yang diperolehinya sedikit demi sedikit, lantas setelah itu barulah dinafkahkannya kepada mereka yang memerlukannya. Sedangkan ibuku, dia tidak pernah menyimpan sedikit pun sehingga hari esok"

Kebijaksanaan Dzatun Nithaqain
Kecemerlangan berfikir Asma Radhiallahu anha terpancar dari sikapnya yang penuh prihatin dan perhitungan yang bijaksana. Peristiwa Hijrah Abu Bakar menyaksikan pengorbanan seorang sahabat demi Islam, tidak meninggalkan sesen pun harta untuk keluarganya melainkan dibelanjakan keseluruhannya untuk Allah dan rasulNya.  Ketika Abu Quhafah (ayah kepada Abu Bakar radhiallahu anhu) yang masih musyrik menemui keluarganya, beliau berkata kepada Asma',
"Demi Allah! Tentu ayahmu telah mengecewakanmu dengan hartanya, di samping akan menyusahkanmu dengan pemergiannya!".  Jawab wanita yang mulia ini, "Tidak wahai datuk! sekali-kali tidak! Beliau banyak meninggalkan wang buat kami" ujarnya sambil menghibur dan menenangkan datuknya. Dikumpulkannya batu-batu kerikil yang kemudiannya dimasukkan ke dalam lubang tempat kebiasaannya menyimpan wang. Kemudian dibawakan datuknya yang buta itu ke tempat simpanan tersebut, lantas berkata, "Lihatlah datukku! Beliau banyak meninggalkan wang buat kami!". Perkataan tersebut ternyata berjaya meyakinkan Abu Quhafah. Maksud perbuatan tersebut adalah untuk menyenangkan hati datuknya, agar tidak bersusah hati memikirkan hal tersebut. Malah, Asma'  juga tidak menginginkan bantuan dari orang musyrik meskipun datuknya sendiri. Inilah bukti yang menunjukkan besarnya perhatian beliau terhadap dakwah dan kepentingan kaum Muslimin.
Diberi julukan sebagai 'dzatun nithaqain' oleh Rasulullah yang membawa erti "wanita yang mempunyai dua tali pinggang", sebagai peringatan terhadap peristiwa Hijrah yang menyaksikan pengorbanan dan keberanian Asma' yang tiada tolok bandingannya. Beliau bersusah payah menyediakan bekalan makanan dan minuman buat Rasulullah dan Abu Bakar Radhiallahu anhu di saat genting seperti itu. Beliau mengoyakkan ikat pinggangnya kepada dua untuk dijadikan tali pengikat untuk mengikat bekalan makanan dan minuman tersebut, sehingga kerana peristiwa itu Rasulullah mendoakan beliau agar digantikan tali pinggang tersebut dengan yang lebih baik dan lebih indah di syurga kelak.
Tidak hanya itu pengorbanan Asma Radhiallahu anha. Peristiwa hijrah ini turut menyaksikan kekuatan berfikir dan perancangan strategi yang dimiliki oleh seorang Muslimah hasil dari aktiviti politik dan kecemerlangan berfikir yang diadun dengan ketaqwaan dan keimanan yang teguh. Asma' Radhiallahu anha bukan sekadar menjadi penghantar makanan kepada dua orang sahabat yang berperanan penting bagi umat Islam, malah beliau juga menyampaikan berita-berita penting tentang rencana-rencana pihak musuh terhadap kaum Muslimin. Dengan kehamilannya ketika itu, Asma' mengambil  peranan yang menjanjikan risiko tinggi, di mana bukan saja nyawanya menjadi taruhan, malah lebih dari itu, nyawa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam dan ayahnya turut sama terancam. Memikirkan kemarahan musuh Islam lantaran lolosnya Rasulullah dari kepungan, kafir Quraisy pastinya akan berusaha bersungguh-sungguh mencari-cari Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam untuk dibunuh kerana bencinya mereka terhadap dakwah Islam dan pejuang-pejuangnya.
Di saat-saat genting seperti itu, Asma' mampu meramal segala kemungkinan yang bakal berlaku, dan dengan kecerdikan dan penuh perhitungan, beliau berjalan menuju Gua Tsur sambil menggembala kambing-kambingnya berjalan di belakangnya. Taktik ini dilakukan untuk mengaburi mata pihak musuh kerana jejaknya terhapus oleh jejak-jejak kambing gembalaannya itu. Tindakan ini belum tentu mampu dilakukan oleh seorang lelaki yang berani sekalipun, lantaran hal tersebut bakal mengundang bahaya, kezaliman, dan kekejaman orang-orang kafir Quraisy.
Permasalahan ini tidak cukup sampai di situ. Setelah kejayaan Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari tempat persembunyian dan berhasil berhijrah ke Madinah, Asma' Radhiallahu anha dan keluarganya didatangi beberapa orang Quraisy, di antaranya Abu Jahal yang telah bertindak kasar menampar pipi Asma’ Radhiallahu anha dengan sekali tamparan yang mengakibatkan subangnya terlepas!. Asma' menjawab dengan penuh diplomasi saat beliau ditanya tempat persembunyian Rasulullah dan ayahnya dengan berkata," Demi Allah, aku tidak tahu di mana ayahku berada sekarang!"
Hijrah Asma' Radhiallahu anha dan suaminya ke Madinah berlaku selang beberapa lama dari hijrah sebelumnya, di mana pada ketika itu Asma' sedang sarat mengandungkan Abdullah bin Zubair dan hanya menanti detik-detik kelahirannya. Perjalanan yang jauh dan berbahaya ditempuhi jua sehinggalah angkatan para sahabat tiba di Quba'. Kelahiran anak pasangan sahabat ini disambut dengan penuh kesyukuran dan kegembiraan. Dialah bayi pertama yang dilahirkan di Madinah.

Sebaik-baik Ummu wa Rabbatul Bait
Seorang muhajirah yang agung, antara wanita yang awal memeluk Islam, sangat memuliakan suaminya meskipun Zubair hanya seorang pemuda miskin yang tidak mampu menyediakan pembantu buatnya. Hatta tidak mempunyai harta yang dapat melapangkan kehidupan keluarganya, melainkan hanya seekor kuda yang dijaganya dengan baik. Beliaulah isteri yang sentiasa sabar dan setia berkhidmat untuk suaminya, sanggup bekerja keras merawat dan menumbuk sendiri biji kurma untuk makanan kuda suaminya di saat Zubair sibuk menjalankan tugas-tugas yang diperintah Rasulullah kepadanya.
Di dalam didikannya, keperibadian Abdullah bin Zubair dibentuk. Beliau adalah susuk seorang ibu yang sangat memahami peranannya dalam melahirkan generasi utama yang berkualiti, generasi yang menjadikan kecintaan kepada Allah dan RasulNya di atas segala-galanya, sama ada harta, isteri, keluarga mahupun segala jenis perbendaharaan dunia. Beliau mencetak keperibadian generasi yang siap berjuang membela bendera Islam dan kalimah La ilaha illallah Muhammad Rasulullah. Keperibadian seperti ini terpancar jelas di dalam diri puteranya, Abdullah bin Zubair. Hal ini dapat kita teladani melalui kisah pertemuan terakhir di antara seorang ibu dan anak yang saling menyayangi dan mencintai satu sama lain, semata-mata kerana kecintaan keduanya kepada Allah Subhanahu wa Taala dan RasulNya.
Abdullah: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, wahai ibunda!
Asma': Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, ya Abdullah! Mengapa engkau datang ke sini di saat-saat seperti ini? Padahal batu-batu besar yang dilontarkan Hajjaj kepada tenteramu menggetarkan seluruh Kota Mekah?
Abdullah: Aku hendak bermusyawarah dengan ibu
Asma': Tentang masalah apa?
Abdullah: Tenteraku banyak meninggalkanku. Mereka membelot dariku ke pihak musuh. Mungkin kerana mereka takut terhadap Hajjaj atau mungkin juga kerana mereka menginginkan sesuatu yang dijanjikannya sehingga anak-anak dan isteriku sendiri berpaling daripadaku. Sedikit sekali jumlah tentera yang tinggal bersamaku. Sementara utusan Bani Umayyah menawarkan kepadaku apa saja yang ku minta berupa kemewahan dunia asal saja aku bersedia meletakkan senjata dan bersumpah setia mengangkat Abdul Malik bin Marwan sebagai khalifah. Bagaimana pendapatmu wahai ibu?
Asma': Terserah kepadamu Abdullah! Bukankah engkau sendiri yang mengetahui tentang dirimu? Jika engkau yakin bahawa engkau mempertahankan yang haq dan mengajak kepada kebenaran, maka teguhkanlah pendirianmu sepertimana para perajuritmu yang telah gugur dalam mengibarkan bendera agama ini! Akan tetapi, jika engkau menginginkan kemewahan dunia, sudah tentu engkau adalah seorang anak lelakiku yang pengecut! dan bererti engkau sedang mencelakakan dirimu sendiri dan menjual murah harga kepahlawananmu selama ini, anakku!
Abdullah: Akan tetapi, aku akan terbunuh hari ini ibu.
Asma' : Itu lebih baik bagimu daripada kepalamu akan dipijak-pijak juga oleh budak-budak Bani Umayyah  dengan mempermainkan janji-janji mereka yang sangat sukar untuk dipercayai!
Abdullah: Aku tidak takut mati, Ibu. Tetapi aku khuatir mereka akan mencincang dan merobek-robek jenazahku dengan kejam!
Asma': Tidak ada yang perlu ditakuti perbuatan orang hidup terhadap kita sesudah kita mati. Kambing yang sudah disembelih tidak akan merasa sakit lagi ketika kulitnya dikupas orang!
Abdullah: Semoga Ibu diberkati Allah. Maksud kedatanganku hanya untuk mendengar apa yang telah ku dengar dari ibu sebentar tadi. Allah Maha Mengetahui, aku bukanlah orang yang lemah dan terlalu hina. Dia Maha Mengetahui bahawa aku tidak akan terpengaruh oleh dunia dan segala kemewahannya. Murka Allah bagi sesiapa yang meremehkan segala yang diharamkanNya. Inilah aku, anak Ibu! Aku selalu patuh menjalani segala nasihat Ibu. Apabila tewas, janganlah ibu menangisiku. Segala urusan dari kehidupan Ibu, serahkanlah kepada Allah!
Asma': Yang ibu khuatirkan andainya engkau tewas di jalan yang sesat.
Abdullah: Percayalah Ibu! Anakmu ini tidak pernah memiliki fikiran sesat untuk berbuat keji. Anakmu ini tidak akan menyelamatkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang-orang Muslim yang berbuat kebaikan. Anakmu ini mengutamakan keredhaan ibunya. Aku mengatakan semua ini di hadapan ibu dari hatiku yang putih bersih. Semoga Allah menanamkan kesabaran di dalam sanubari Ibu.
Asma': Alhamdulillah! segala puji bagi Allah yang telah meneguhkan hatimu dengan apa yang disukaiNya dan yang Ibu sukai pula. Rapatlah kepada Ibu wahai anakku, Ibu ingin mencium baumu dan menyentuhmu. Agaknya inilah saat terakhir untuk ibu memelukmu..."
Abdullah:Jangan bosan mendoakan aku Ibu!
Sebelum matahari terbenam di petang itu, Abdullah bin Zubair syahid menemui Rabbnya. Dia kembali kerana mengutamakan redha Allah dan redha ibunya yang beriman. Diriwayatkan, bahawa Al-Hajjaj berkata kepada Asma' setelah Abdullah terbunuh :"Bagaimanakah engkau lihat perbuatanku terhadap puteramu ?" Asma' menjawab :"Engkau telah merosak dunianya, namun dia telah merosak akhiratmu." Asma' wafat di Mekkah dalam usia 100 tahun, sedang giginya tetap utuh, tidak ada yang tanggal dan akalnya masih sempurna. [Mashaadirut Tarjamah : Thabaqaat Ibnu Saad, Taarikh Thabari, Al-Ishaabah dan Siirah Ibnu Hisyam].  Semoga Allah meredhai kedua hambaNya, Asma' dan puteranya.

Khatimah
Inilah sebuah teladan yang sangat berharga buat kita semua. Asma' Radiallahu anha bukan sahaja menunjukkan keberaniannya, kepatuhannya kepada Allah, suami dan ayahnya, juga pengorbanannya yang besar, sikap dermawannya dan kecemerlangan berfikir yang menjadi cermin keperibadiannya. Bersama suaminya, Zubair bin Awwam, terbentuklah keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, bukan kerana harta yang melimpah ruah, tetapi  limpahan barakah dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Taala kerana ahli keluarganya yang menjadikan kecintaan mereka hanya kepada Allah dan Rasul di atas kecintaan-kecintaan lainnya. Dari keluarga ini, lahirlah seorang syuhada yang gagah berani, tidak takut terhadap apapun kecuali Allah Subhanahu wa Taala  Semoga kisah Asma’ Abu Bakar ini akan sentiasa mekar di jiwa kita sebagai motivasi diri dalam menyemai kecintaan serta menjalankan kewajipan terhadap Rabbul Izzati.

Ikramah Bin Abu Jahal

Islam menyaksikan kelahiran banyak tokoh-tokoh terkemuka. Antara yang hebat adalah Ikramah bin Abu Jahal. Seorang pemuda yang pada awalnya sangat menentang Islam. Akhirnya menjadi seorang pembela Islam yang tegar.

Peribadi
Ikramah merupakan seorang pemuda Quraisy yang gagah berani. Beliau lahir dari keturunan bangsawan Quraisy. Sangat dihormati dan dipandang mulia oleh penduduk Mekah pada masa itu. Beliau juga merupakan seorang penungang kuda yang sangat mahir.

Sebelum masuk Islam
Ikramah menolak dakwah Islam kerana terpengaruh dengan sikap ayahnya, Abu Jahal yang menentang Islam. Dek dorongan yang kuat dari ayahnya itu, beliau juga sangat memusuhi Rasulullah SAW dan menyeksa umat Islam yang lain.
Perang Badar menyaksikan Ikramah menjadi sayap kanan kepada ayahnya. Namun, Abu Jahal terbunuh dalam peperangan tersebut. Tambah malang lagi ia disaksikan sendiri oleh Ikramah. Namun ia tidak mampu berbuat apa-apa kerana mahu menyelamatkan diri sendiri.

Permusuhan Islam Semakin Memuncak
Sejak kematian ayahnya itu, kebenciannya pada Islam semakin menebal. Kali ini bukan kerana benci terhadap Islam, tetapi kerana mahu membalas kematian ayahnya itu. Dalam beberapa peperangan melawan kaum muslimin, beliau antara yang berada dibarisan hadapan.
Perang Uhud menyaksikan Ikramah menjadi sayap kiri pasukan Quraisy manakala Khalid al-Walid menjadi sayap kanan memimpin pasukan berkuda. Kedua panglima ini gagah memecah belahkan tentera Islam.
Perang Khandak menyaksikan beliau antara yang semangat ingin memecah banteng pertahanan tentera Islam Madinah pada masa itu. Setiap hari beliau berpusing sekitar parit untuk mencari jalan hendak menembusi Madinah.
Ketika pembukaan kota Mekah berlangsung, Ikramah mengambil keputusan melawan tentera Islam yang hendak masuk ke Mekah. Ikramah mengumpulkan pengikutnya untuk menyerbu tentera Islam yang masuk ke Mekah.
Namun, ia sangat terkejut melihat Khalid al-Walid yang menyerbunya ketika itu. Namun, beliau tetap tekad melawan Islam. Akhirnya tenteranya tewas. Ikramah sempat melarikan diri dari dibunuh.
Beliau merasa sangat menyesal pada masa itu. Mekah tidak lagi aman baginya. Beliau akhirnya menuju ke Yaman.

Isteri Solehah
Ummu Hakim, isteri Ikramah sangat bimbang akan keadaan suaminya. Beliau kemudian mendapat tahu suaminya di Yaman. Beliau ditemani pembantunya, seorang yang berbangsa Rom, untuk menemaninya sampai ke Yaman
Namun, dalam perjalanan, pembantunya itu merayunya berbuat maksiat. Tetapi Ummu Hakim sangat setia pada suaminya itu. Selain itu, dia dapat menanganinya dengan bijaksana. Dia memberi harapan dengan melewat-lewat masa sambil meneruskan perjalanan.
Sesampai sahaja di sebuah perkampungan Arab, Ikramah segera meminta tolong kepada penduduk disitu dan menyatakan niat jahat pembantunya itu. Pembantunya itu akhirnya ditangkap. Dapatlah Ummu Hakim meneruskan perjalanannya dengan aman.

Pertemuan Cinta Suci
Akhirnya Ummu Hakim bertemu dengan suaminya di Pantai Laut Merah. Mereka berpeluk kegembiraan. Ummu Hakim meminta suaminya untuk pulang bersamanya ke Mekah. Sambil menyatakan Rasulullah sudah mengampunkan kesalahannya itu.
Ikramah dengan senang hati mengikut isterinya pulang ke Mekah. Dalam perjalanan pulang, Ummu Hakim menceritakan perihal pembantunya kepada Ikramah. Mereka kemudian singgah di perkampungan Arab tersebut.
Disebabkan terlalu marah dengan pembantunya itu, Ikramah mengambil keputusan membunuh pembantunya itu. Mereka seterusnya meneruskan perjalanan ke Mekah.

Mengucap Kalimah Syahadah
Ketibaan Ikramah dan isterinya disambut oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka seolah-olah sudah menduga kedatangan Ikramah ke Mekah. Baginda Rasulullah gembira dengan kedatangan Ikramah tersebut.
Lantas, dihadapan baginda, Ikramah mengucap dua kalimah syahadah. Ikramah berjanji akan mengubah perangainya dan bersedia membela Islam dengan tangannya. Ikramah mahu bertaubat dan menebus kesilapannya yang dulu.

Pahlawan Islam yang Berani
Ternyata Ikramah menepati kata-katanya itu. Kalau dahulu hidup dan matinya melawan Islam, kini beliau berjuang berhabis-habisan mempertahankan kalimah tauhid Islam.
Perang Yarmuk menyaksikan tentera Islam diserang bertubi-tubi oleh tentera Rom. Ikramah kemudian mara kehadapan menyerang tentera Rom yang sedang menggila. Beliau menghalau pasukan musuh yang sedang mara kehadapan.
Akhirnya, beliau gugur terkorban dalam peperangan tersebut. Meskipun sedemikian, tentera Islam berjaya mendapat kemenangan yang gemilang.

Salman A;-Farisi Pemimpin yang Rendah Diri

Salman Al-Farisi tergolong sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw. Beliau berasal dari negeri Parsi. Pernah di masa hidupnya, Salman telah diberi jawatan sebagai Gabenor di salah sebuah jajahan takluk Islam. Namun demikian kedudukannya itu tidak sedikit pun mengubah keperibadiannya yang penyantun, rendah diri, serta zuhud terhadap kemewahan dunia. Pada suatu hari, diriwayatkan seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus menariknya secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu kerja yang berat. Orang itu menjumpai Salman ketika berada di tepi jalan. Ia mempunyai sebuah karung besar lalu menyuruh Salman memikulnya sampai ke rumah.
Tanpa banyak soal Salman terus memikulnya. Di pertengahan jalan, seorang lelaki telah memberi salam kepadanya. Alangkah terkejutnya melihat Salman memikul karung. Lalu berkata: "Wahai tuan! Tahukah tuan bahawa orang yang memikul karung tuan itu adalah Salman Al-Farisi, Amir negeri kita ini." Terkejut lelaki itu mendengarnya, apabila dikenangkan orang yang dikasarinya itu adalah gabenornya sendiri. Lantas dia meminta maaf lalu menyuruh Salman menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab: "Oh tidak mengapa tuan. Biarlah saya memikul barang tuan ini hingga sampai ke rumah tuan". Demikianlah ketinggian budi pekerti Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat Rasulullh saw. yang tidak mementingkan darjat kedudukan.